Aku Diperawani Dengan GurukuNamaku


Cerita Sex Terbaru |  Cerita Mesum  | Cerita Ngentot | Cerita Dewasa



Aku Diperawani Dengan GurukuNamaku Vicki. Saya bakal membagi pengalaman seksku dengan beberapa pembaca Ini adalah narasi pertamaku, jadi berharap maklum jika tata bahasanya tak terlampau bagus. ***** Oh ya, pada awal mulanya saya beritahu tanda-tanda serta perawakanku.
Saya WNI keturunan, berumur 21 th. sekarang ini, rambut hitam panjang hingga ke bahu serta agak bergelombang, tinggi 160 cm berat 45 kg. Perawakanku agak kurus, tetapi payudaraku termasuk besar, 38C. Berhubung badanku agak kurus, payudaraku tampak sangatlah besar. Terlebih pantatku juga tak besar, biasa-biasa saja. Terdapat banyak rekan yang menyampaikan potonganku serupa dengan Amy Yip, bekas bintang panas Hongkong.

Mulai sejak kecil saya rajin olahraga, seperti senam-senam sendiri di kamar serta kerap sekali menolong ibuku beres-beres rumah hingga badanku tampak kencang serta padat. Tetapi saya type cewek yang konservatif, tidak sering menggunakan baju yang ketat, serta menggunakan kacamata minus satu, rambut saya ikat di belakang, hingga nampaknya tak terlampau banyak cowok yang mendekatiku. Meskipun waktu menggunakan kaos berolahraga pada saat SMA, beberapa cowok senantiasa memandang buah dadaku yang menonjol dengan penuh nafsu, sikap dinginku kerap bikin mereka malas lakukan pendekatan terhadapku. Saya kehilangan keperawananku waktu SMA kelas 2, berusia 17 th. oleh pacarku, yang juga WNI keturunan serta adalah teman kuliah kakak lakiku. Sebenarnya saya tak punya niat pacaran waktu itu, tetapi lantaran ia kerap datang ke rumah serta bercengkerama dengan saya serta kakakku, lama kelamaan kami sama-sama suka pada. Itu adalah pengalaman pertamaku berpacaran serta lantaran masih tetap sangatlah lugu, saya mudah dirayu hingga mahkotaku direnggutnya. Lalu sepanjang nyaris 3 bln. bermain sex dengan pacarku, saya tak terlampau menikmatinya, bahkan juga kadang-kadang sedikit kesakitan waktu saya digaulinya. Mungkin saja lantaran ia juga tak terlampau memiliki pengalaman : -) Sesudah putus lantaran pacarku kepergok kakakku berselingkuh, saya kembali berlaku dingin pada cowok. Saya pikir apa nikmatnya orang pacaran serta ngeseks, ya gitu-gitu saja, tak seperti yang kudengar dari kawan-kawan cewekku waktu kami bergosip. Saya baru mulai nikmati hingga berlangsung momen yang bakal kuceritakan dibawah ini. Waktu itu saya duduk di kelas 3 SMA, cawu 1, telah putus dengan pacar, serta berkonsentrasi untuk kelulusan. Tinggi, berat serta perawakanku cuma terpaut sedikit dengan saya yang saat ini, serta ukuran payudaraku juga telah 38C pada saat itu. Saya termasuk murid yang rajin serta nilainya cukup baik, tetapi pada mata pelajaran eksakta seperti matematika, kimia serta fisika, saya kerap kesusahan hingga kadang-kadang stres. Namun lantaran dorongan keluargaku yang pas-pasan, saya pilih jurusan IPA lantaran saya berasumsi bila pilih kuliah seperti di jurusan tehnik jadi nanti bakal memperoleh upah lumayan apabila telah bekerja. Serta satu diantara kekhawatiranku dapat dibuktikan, dengan nilai2 ulangan kimiaku super jeblok. Saya cemas tak lulus, hingga disuatu siang sepulang sekolah, saya membulatkan tekad menjumpai Pak Gatot, guru kimiaku yg juga sekalian wali kelasku. Pak Gatot berumur 50 tahunan, dari suku Jawa, tingginya seputar 170-an, dengan perawakan besar serta hitam, berwajah agak sadis serta tegas, populer juga sebagai guru “killer”, tetapi kata kawan-kawan orangnya baik apabila ada murid yang minta pertolongan. Pak Gatot sudah usai mengajar di satu kelas serta tengah memberes-bereskan barangnya waktu kutemui. “Pak Gatot, bisa saya bicara sebentar, ” kataku. Pak Gatot cuma lihat sekilas ke arahku, saat sebelum menjawab cepat dengan suara sedikit membentak, “Ada apa? ” Saya mulai menuturkan permasalahanku serta kekhawatiranku. Saya mengemukakan bahwa saya punya niat meminta tugas-tugas penambahan untuk mendongkrak nilaiku. Namun Pak Gatot menampiknya serta tawarkan les privat satu minggu 2 x di tempat tinggalnya. Saya segera menyepakatinya tanpa ada berpikiran apa-apa. “Ok, kelak sore anda ke rumah saya jam 4, ” tutur Pak Gatot dengan suara memerintah. “Baik Pak, saya dapat, terima kasih, ” jawabku sembari pamit pulang. Pas jam 4 sesudah naik kendaraan umum saya tiba dirumah Pak Gatot yang berlokasi di perumahan cukup elit, baru di bangun serta sepi. Beritanya Pak Gatot mempunyai pekerjaan lain yang cukup ideal, hingga walau guru namun tempat tinggalnya bagus. Sesudah melepas sandal serta masuk ke ruangan tamu di tempat tinggalnya, saya dipersilahkan duduk di suatu sofa yang besar serta empuk. “Rumahnya juga bagus, namun kok sepi ya, ” pikirku. Saya beranikan diri ajukan pertanyaan, “sendirian disini Pak? ” “Iya, memangnya mengapa? ” jawabnya dengan sedikit gusar. “Oh tidak apa-apa Pak, ” kataku. Pak Gatot lalu menuturkan bahwa anak-anaknya kuliah diluar kota, serta istrinya kerja juga sebagai suster dari sore sampai malam di suatu rumah sakit. Sore itu saya menggunakan baju yang umum kukenakan. Baju berkancing yang agak kebesaran, untuk menutupi menonjolnya payudaraku, dan celana jins yg tak terlampau ketat, pasti tidak lupa juga BH serta celana dalam. Sesaat Pak Gatot terlihat enjoy, menggunakan kaos berlengan serta celana panjang umum. Pak Gatot segera duduk di sebelahku, serta menuturkan kondisiku.

Dengan jebloknya nilai ulangan-ulanganku, mulai sekarang aku harus berusaha sangat keras supaya bisa lulus. “Kamu mengerti situasimu kan?” tanya Pak Gatot. Aku langsung mengiyakan. Pak Gatot meneruskan, “Kalo gitu, kamu harus sering-sering nurut sama Bapak, mengerti Vicki?” Aku mengiyakan lagi tanpa berpikiran macam-macam. Tiba-tiba Pak Gatot langsung menubrukku dari samping dan menindih tubuhku di bawah tubuhnya yg besar dan wajah kami saling berhadapan dekat sekali. Tepat saat aku mau menjerit dan memberontak, Pak Gatot langsung membungkam mulutku dengan tangan kirinya, sementara tangan kanannya memegangi kedua pergelangan tanganku sekaligus di atas kepalaku. Aku berusaha keras memberontak dan menjerit, namun cengkeraman Pak Gatot terlalu kuat. Aku sangat takut pada saat itu melihat pandangan Pak Gatot yang berubah menjadi penuh nafsu, dan aku hanya bisa memelas lewat tatapan mataku. Pak Gatot mulai tersenyum dan terkekeh-kekeh. “Tenang saja Vicki, sebaiknya kamu santai saja. Sudah lama Bapak ingin memerkosamu, tidak disangka hari ini kamu menyerahkan diri,” ujarnya sambil tertawa keras selagi tetap memegangi mulut dan kedua tanganku. “Kamu nggak usah macam-macam, layani saja Bapak, maka kamu nggak perlu mengkhawatirkan nilai-nilaimu yang jeblok itu. Kalo sampai kamu menjerit atau berontak terlalu keras, maka Bapak jamin kamu tidak akan lulus, ok?” tambahnya lagi. Saat itu aku sungguh-sungguh tidak tahu harus berbuat apa karena belum pernah menghadapi situasi seperti ini dalam hidupku. Tiba-tiba Pak Gatot dengan cepat melepas kacamataku dan menaruhnya di meja sebelah. Kemudian tangan kirinya menarik rambutku dan menciumi bibirku yang mungil dengan kasar, sementara tangan kanannya meremas-remas payudaraku yang sebelah kiri dengan gemasnya sehingga kemejaku mulai awut-awutan. Karena kedua tanganku sudah tidak dipegangi lagi, sempat terlintas di pikiranku untuk memukuli Pak Gatot, namun ancaman tidak lulus membuatku sangat takut dan tidak berani melakukannya. Aku hanya berusaha melepaskan diri namun sia-sia saja. Kemudian Pak Gatot melepaskan ciumannya, dan kedua tangannya dengan segera memreteli kancing kemejaku satu-persatu. Aku mulai menangis dan memohon untuk dilepaskan, tapi Pak Gatot tidak menghiraukan. Dengan kasar ia menyingkirkan kemejaku dan melemparkannya ke lantai. Setelah itu Pak Gatot dengan paksa melucuti celana jinsku. Tubuhku hanya tertutupi BH dan celana dalam saja, buah dadaku yang berukuran 38C terlihat sangat menonjol. Sekali lagi aku diterkamnya sehingga hanya bisa berbaring pasrah di sofa yang besar dan empuk itu. Pak Gatot kembali menciumi bibirku sementara kedua tangannya dengan ganas meremas-remas buah dadaku. Aku selalu mencoba menghindari ciuman Pak Gatot, tapi remasan-remasan tangannya pada payudaraku, yang harus kuakui memang sangat sensitif, membuatku sedikit demi sedikit mulai terangsang. Tapi karena aku bukan cewek gampangan, tetap saja aku berusaha memberontak. Ironis memang, dalam hati aku berusaha melawan namun tubuhku berkata lain menghadapi serangan-serangan Pak Gatot. Beberapa saat Pak Gatot terus menciumi bibirku dan meremas-remas payudaraku dengan penuh nafsu. Nafasku mulai berat dan saat itu terus terang aku terpaksa pasrah saja. Hanya sesekali aku memelas untuk dilepaskan. “Jangan Pak, tolong Pak,” rintihku. Pak Gatot menyadari perlawananku yang melemah, kemudian dengan cepat sedikit mengangkat punggungku dan melepas tali pengait BH-ku. BH-ku kemudian dilemparkannya. Aku berusaha menutupi buah dadaku dengan lemah namun Pak Gatot mencengkeram kedua pergelangan tanganku dan melebarkannya. Terpampang jelas buah dadaku yang besar, putih mulus, sangat padat, montok dan membusung tegak itu. Serta juga putingku yang berwarna merah muda, kecil namun runcing itu. Pak Gatot memandangi semua itu dengan mata terbelalak, wajahnya yang menurutku sangat jelek itu menunjukkan kegembiraan seperti baru menang lotere. “Akhirnya kesampaian juga, impian Bapak melihat gunung kembarmu yg indah ini. Putih banget dan besar lagi! Mm.. 38C ya? Tadi Bapak lihat ukuran BH kamu. Kenapa nggak sejak dulu kamu tunjukkan Bapak? Putingmu juga seksi sekali. Pas banget rasanya! Ha.. ha.. ha..”, ujarnya santai sambil matanya tidak pernah lepas dari payudaraku. Aku rasanya mau menangis keras-keras, tapi ketakutanku sekali lagi menyebabkanku pasrah saja. Setelah melepas kedua pergelangan tanganku, Pak Gatot memulai serangannya di payudaraku yang sudah tidak tertutupi apa-apa lagi. Kedua telapak tangannya yang hitam dan kuat itu meremas-remas payudaraku yang putih mulus dengan kasar tapi tidak bermaksud melukaiku, sambil matanya yg sadis itu melihat reaksi wajahku. Kontras sekali kasarnya telapak tangan Pak Gatot yang hitam pada kulit buah dadaku yang putih, mulus dan sangat sensitif itu. Meskipun tetap berusaha menjaga harga diriku dengan memohon-mohon kecil untuk dilepaskan, permainan tangan Pak Gatot benar-benar membuatku lupa diri, dan Pak Gatot tahu benar dari ekspresi wajahku yang mulai menikmati. Pak Gatot mendekatkan mulutnya ke payudaraku dan menjilati kedua putingku bergantian dengan liarnya selagi tangannya tidak pernah berhenti meremas-remas gunung kembarku. Aku mulai melenguh keenakan dan Pak Gatot bertambah semangat. Disedotnya salah satu putingku dengan kuat, secara otomatis aku menjerit terangsang sedikit keras. Kulihat Pak Gatot tersenyum bangga melihat responku, dan serangannya makin ganas. Kedua putingku yang sudah keras dan tegang sekali bergantian disedotnya. Kemudian Pak Gatot menjilati kedua buah dadaku dengan terampilnya. Lidahnya yang panjang itu seperti kehausan menyapu setiap sentimeter dari payudaraku dan putingku. Tangannya tetap ganas meremas-remas, dan Pak Gatot bergantian mencoba ‘melahap’ masing-masing payudaraku menggunakan mulut dan bibirnya, sementara lidahnya beraksi dengan membuat lingkaran-lingkaran kecil di putingku dan sekitarnya. Tidak lupa juga digigit-gigit kecil masing-masing payudaraku, membuatku hanya bisa merem melek dan mendesah-desah terangsang. Saat itu barulah aku menyadari bahwa aku 100% takluk terhadap Pak Gatot. Belum pernah aku dibuat senikmat ini, pacarku yang dulu sama sekali tidak berpengalaman dalam ‘foreplay’ seperti yang dilakukan Pak Gatot ini. “Mm.. Pak.. oh..,” rintihku berulang kali saat itu. Cukup lama Pak Gatot memberikan serangan-serangan dashyat terhadap kedua payudara dan putingku menggunakan telapak tangan, bibir dan lidahnya itu. Tiba-tiba saja aku menjerit cukup keras dan liar. Aku baru menyadari inilah orgasme terhebat yang pernah kurasakan. Tubuhku yang berkeringat itu sedikit terguncang-guncang dalam cengkeraman Pak Gatot. Celana dalamku terasa sangat basah oleh cairan memekku. Saat aku orgasme, Pak Gatot menyedoti kedua putingku bergantian dan meremas-remas gunung kembarku dengan lebih kuat. Jeritanku bertambah keras dan liar karena merasakan kenikmatan yang amat sangat. Untuk beberapa saat orgasmeku berlangsung, dan selama itu pula Pak Gatot tidak pernah menghentikan serangannya terhadap kedua payudara dan putingku yang super sensitif. Akhirnya orgasmeku usai, dan aku hanya bisa berbaring dengan nafas amat berat dan tersengal-sengal. “Gila bener kamu Vicki, padahal cuma Bapak mainin buah dada dan puting kamu, ternyata kamu udah orgasme segini hebatnya. Maniak juga kamu ya!” kata Pak Gatot dengan gembira dan bangga. Aku tersenyum malu dan wajahku memerah mendengar kata ‘maniak’. Senyuman Pak Gatot bertambah lebar melihat ekspresi wajahku. “Kamu bener-bener menggemaskan dan seksi abis!” katanya lagi. Kemudian Pak Gatot merangkulku dengan lembut dalam posisi tubuhku masih dibawahnya, keringatku jelas menempel di kaos dan celana panjang Pak Gatot. Aku ingin membalas hangatnya rangkulan Pak Gatot, tapi berhubung masih ‘bau kencur’ dalam urusan seks, aku malu-malu dan hanya diam saja, tapi hatiku berdebar-debar dan ekspresi wajahku menunjukkan kegembiraan. Pak Gatot mulai bercerita bahwa sudah sejak aku kelas satu ia mengincarku saat melihat aku dalam pelajaran olahraga memakai kaos. Katanya meskipun aku tampak berusaha menggunakan kaos yang agak kelonggaran, ia tahu bahwa payudaraku sangat besar, apalagi porsi tubuhku bisa dibilang agak kurus. Penantian hampir dua tahun tidak sia-sia katanya. Aku sekali lagi hanya bisa tersenyum-senyum kecil dan malu. Pak Gatot juga menambahkan bahwa ia tidak pernah melakukan ‘pemaksaan’ seperti ini terhadap siswi-siswi lainnya. Ia mengaku amat sangat tidak tahan memikirkan kedua buah dadaku ini. Sejak istrinya menopause juga dua tahun yang lalu itu, bayangan sepasang buah dadaku selalu menjadi inspirasi onaninya yang hampir setiap hari katanya. Aku tambah malu rasanya, tapi tidak bisa menyembunyikan senyumku. Dalam hati aku berpikir, meskipun wajah Pak Gatot tidak tampan, sejak itu aku mulai menyukai wali kelasku sendiri itu. Pak Gatot sempat bertanya apakah aku pernah berhubungan seks. Aku menjawab bahwa pernah beberapa kali dengan mantan pacarku, tapi aku dengan wajah memerah mengaku belum pernah merasa senikmat ini, bahkan hanya sesekali orgasme dengan mantanku itu. Mungkin ia nggak berpengalaman Pak, kataku. Pak Gatot langsung tersenyum lebar, dan mengutarakan kebanggaannya menjadi orang pertama yang bisa memuaskanku dengan amat sangat. Pak Gatot juga memberitahuku bahwa rumahnya selalu sepi seperti ini, istrinya berangkat kerja dari jam 3 sore sampai sekitar 11 malam, dan sebetulnya tetangga-tetangga sebelah pada perumahan cukup elit seperti ini tidak peduli satu sama lain. Sehingga walaupun aku menjerit-jerit tidak akan ketahuan, apalagi tembok-tembok rumah Pak Gatot sangat tebal dan kokoh. Saat itu pukul 4:30, udah setengah jam aku di rumah Pak Gatot. “Vicki, kamu bisa pulang malam kan?” tanya Pak Gatot. “Ya.. bisa aja Pak, tapi jangan sampai kemaleman Pak, nanti ortuku bingung,” jawabku.
“Tenang saja, anda kelak tidak antar pulang jika Ayah telah senang. Oh ya, anda telephone saja ke rumah katakan pulangnya agak malam, ” jawabnya. Kemudian Pak Gatot bangkit serta melepas rangkulannya. Ia mengambil hpnya serta menyuruh saya telephone. Lalu saya duduk, hanya pakai celana dalam saja, lantas menelpon ortuku, beralasan bahwa saya belajar grup dirumah guruku. Lantaran sampai kini saya cewek yang senantiasa penurut pada ortu serta nyaris tak pernah berbuat nakal, orang rumah percaya-percaya saja. Selanjutnya Pak Gatot duduk di sebelahku, membawakan sebotol minuman air dingin serta minum berbarengan. Agar fresh tuturnya. Sesudah senang minum, Pak Gatot segera berkata dengan tatapan nafsu, “Vicki, mari ke kamar saja, ranjangnya besar, lebih enak, anda bisa menjerit sepuasnya. ” Saya lagi-lagi tersenyum malu, tetapi menjawab dengan sedikit cemas, “Hah? Di kamar? Di ranjang? Apa kelak tak ketahuan sama istri Ayah? Sofa Ayah ini saja telah basah seluruhnya terkena keringatku. ” “Santai saja, ini kamar untuk tamu kok sebenarnya. Terkadang ada saudara atau famili yang bermalam. Umumnya juga Ayah sendiri kok yang bersihkan. Jadi anda tidak usah takut, pokoknya nurut saja, ” katanya lagi. Meskipun terus dengan styleku yang sedikit ‘malu-malu kucing’, saya menyepakati ajakan Pak Gatot. Dengan tangkas Pak Gatot menggendongku dengan kemampuan ke-2 tangannya, saya segera kaget serta menjerit kecil. “Tambah nggemesin saja anda ini, Vicki, ” tuturnya. Kamar untuk tamu Pak Gatot nyatanya sangatlah rapi walau cukup kecil serta lampunya sangatlah jelas. Nyaris beberapa besar ruang termakan tempatnya oleh suatu ranjang spring bed besar komplit dengan ukiran-ukirannya, yang pasti untuk ukuran dua orang. Perlengkapan bekasnya cuma suatu almari baju besar serta sepasang kursi sofa kecil. Ada satu pintu di samping ranjang yang nyatanya yaitu kamar mandi dalam. Badanku yang memiliki ukuran mungil dibanding badan Pak Gatot, segera dilemparkannya pas di tengah-tengah ranjang setelah ia menggendongku masuk. Saya kembali berteriak kecil lantaran kaget campur perasaan senang tak menentu memikirkan apa yang setelah itu bakal dikerjakan Pak Gatot terhadapku. “Empuk sekali ranjangnya, ” pikirku. Lalu Pak Gatot mengambil posisi diatas ke-2 kakiku, mengangkat pantatku serta memeloroti celana dalamku dengan agak kasar. “Bapak ini bener-bener tidak tahan saksikan keseksian badanmu, terlebih buah dada anda, jadi maklum saja jika Ayah kerap agak kasar sama anda, ” godanya waktu melepas CD-ku. Saya bener-bener telanjang bulat tanpa ada sehelai benangpun, berbaring di ranjang dengan muka sedikit memerah mendengar beragam jenis pengucapan Pak Gatot yang menggoda. Pak Gatot juga mengakui suka dengan memekku yang bulu-bulunya mulai sejak dahulu saya cukur hingga tinggal tersisa tipis-tipis. “Vicki, anda bener-bener cewek yang dimimpikan Ayah, ” pujinya. Lalu dengan amat cepat Pak Gatot melepas kaos serta celana panjang sembari berdiri di samping ranjang. Saya segera menahan napas panjang lihat badan Pak Gatot yang cuma tinggal menggunakan celana dalam saja. Walau telah berumur 51 th., tuturnya, badan hitam Pak Gatot masih tetap berotot serta terlihat tegap. Saya agak merinding lihat sekujur badannya yang agak berbulu serta wajahku cuma dapat melongo lihat benjolan besar dibalik CD Pak Gatot. “Kok bengong? ” tegur Pak Gatot sembari tersenyum-senyum. “Um.. anu Pak.. eh.., ” reaksiku betul-betul seperti anak kecil yang kebingungan. “Nggak usah malu-malu, Ayah meyakini anda pasti ingin saksikan kontol Ayah ini kan, ” katanya lagi menggoda. “Ayo sini.. ” imbuhnya. Dengan muka khasku yang memerah apabila malu-malu, saya turun dari ranjang sesaat Pak Gatot duduk di pinggir ranjang. Pak Gatot buka pahanya lebar-lebar serta menyuruhku duduk bersimpu lutut salah satunya. “Kamu dahulu pernah nyedot kontol bekas pacarmu? ” bertanya Pak Gatot. Wajahku lebih merah mendengar bahasanya yang kasar, namun mungkin saja lantaran telah 200% takluk, saya lebih berdebar-debar. “Belum pernah Pak, Vicki tidak berani, ” jawabku. “Mm.. jadi anda dapat belajar pakai kontol Ayah, ” balasnya. Wajahku merah padam seperti mati kutu, serta Pak Gatot makin menjadi-jadi menggodaku. “Tapi anda pasti pernah nonton BF kan? ” tanyanya. Saya segera mengiyakan dengan mengangguk pelan mengingat-ingat sekian kali pernah melihat film porno berbarengan kawan-kawan cewekku. “Kalo gitu ya anda pasti dapat Vicki, serta mulai saat ini anda tidak usah malu-malu, he he he, ” balasnya sembari tertawa. Mendadak Pak Gatot memegang belakang kepalaku serta menarik ikat rambutku yang masih tetap terpasang pada awal mulanya. Rambut hitam panjangku yang agak bergelombang terurai di bahuku. “Kamu cantik serta seksi sekali Vicki sayang, ” tuturnya sembari memandangi wajahku. Saya tersenyum sipu sesaat Pak Gatot memegang ke-2 tanganku serta menaruhnya di pinggangnya. Lalu Pak Gatot sedikit mengangkat pinggulnya. “Ayo diplorotin, kalo pengen lihat kontol Bapak nggak usah sungkan,” candanya lagi. Dengan bantuannya aku mulai menurunkan CD-nya hingga ke paha dan mataku langsung terbelalak lebar ketika senjata Pak Gatot bebas dari sarangnya. Kontol Pak Gatot ternyata begitu indah meski tampak menyeramkan. Berwarna hitam pekat, begitu besar dengan panjang sekitar 12 cm dan diameter sekitar 6 cm. Kontol yang sudah disunat itu dilengkapi dengan ujungnya yang berwarna coklat keungu-unguan. Sepasang buah zakar hitam besar dengan bulu lebat juga tidak lepas dari pandanganku. Aku hanya bisa memandang takjub dan melongo, mataku seperti terhipnotis oleh kontolnya. “Kenapa sayang, punya pacarmu nggak segede ini dulu?” tanyanya. Aku menjelaskan bahwa panjangnya mungkin hampir sama, tetapi kontol Pak Gatot lebih lebar. “Lho jangan kaget ya, ini masih semi ereksi,” tambahnya. “Hah?” jeritku tambah melongo. Kemudian Pak Gatot menyuruhku menurunkan CD-nya sampai kedua kakinya, sehingga kami berdua sama-sama telanjang bulat. Sungguh pemandangan yang jarang terlihat, ABG berwajah lugu, berkulit putih mulus dengan payudara besar sedang berjongkok di antara kedua paha pria setengah baya berperawakan menyeramkan dengan kulit hitam pekat yang duduk di tepi ranjang. Pak Gatot dengan sabar mengamati reaksi wajahku dan menungguku beraksi sementara kedua tangannya berpegangan di tepi ranjang. Dengan sedikit gemetaran namun sudah terkontrol oleh nafsu membara, aku meraih kontol Pak Gatot dan mengocoknya pelan-pelan menggunakan tangan kananku. Jari-jariku yang mungil nyaris tidak bisa melingkari keseluruhan dari diameter kontolnya. Aku mulai mengocok kontol Pak Gatot naik turun, sambil sesekali melihat wajahnya. Pak Gatot sangat menikmati dan kadang-kadang salah satu tangannya membelai-belai rambutku. Setelah kukocok beberapa saat, dalam sekejap kontol Pak Gatot bertambah panjang, mungkin sekitar 18 cm. “Ini baru kontol Bapak yang sesungguhnya, enak banget kamu ngocoknya Vicki,” desahnya. Aku makin bersemangat dan mulai mengocok kontol Pak Gatot dengan dua tangan, naik turun dan tambah lama tambah cepat. Kemudian pikiranku untuk sesaat terbang ke salah satu film porno yang pernah aku tonton dan berusaha kuingat beberapa adegan oral seks. Aku melepaskan tangan kiriku dari rudal hitam tersebut, sementara tangan kananku memegangi pangkal kontol Pak Gatot dengan erat sambil kumajukan kepala dan kubuka mulut. Bibirku yang mungil terbuka lebar dan langsung mengulum kepala kontol Pak Gatot. “Mm..” desahku sambil menyedot-nyedot pelan. “Oh Vicki.. hebat bener kamu sayang,” desahnya keenakan. Aku benar-benar sudah seperti gadis liar seperti di film-film BF itu dan sedotanku makin lama makin kuat dan dalam, meskipun ukuran kontol Pak Gatot membuatku hanya bisa memasukkan sekitar setengahnya setiap sedotan. Entah belajar darimana, lidahku juga mulai beraksi dengan menjilati ujung kontolnya. Kulihat sepintas wajah Pak Gatot menunjukkan ekspresi yang sangat puas dan membuatku berbangga meski ini merupakan oral seks pertamaku. Setelah menyedot dan menjilati kontolnya beberapa saat, aku melepaskannya dari mulutku sampai terdengar suara ‘plop’. Kupandangi kontol hitam yang sekarang hampir setengahnya mengkilap terkena jilatan lidahku. Seperti kurang puas, gantian kupegangi kepala kontolnya sementara lidahku menjelajahi bagian bawah dan pangkal kontol Pak Gatot. Desahan Pak Gatot tambah panjang. “Kamu lugu-lugu ternyata liar di ranjang ya Vicki, mm..” Aku tersenyum puas saat kupandangi kontol Pak Gatot sudah mengkilap hampir seluruhnya. “Kamu pinter banget Vicki, kamu basahin kontol Bapak kayak gini supaya siap dimasukkan di memek kamu ya?” senyumnya. Sekali lagi wajah merahku dengan senyuman tipis kembali terlihat. Setelah itu Pak Gatot mengangkatku berdiri dan merebahkan tubuhku kembali di tengah-tengah ranjang. Dibukanya kedua pahaku lebar-lebar dan Pak Gatot mengambil posisi di antaranya sambil memegangi senjatanya. “Pak, pelan-pelan ya? Punya Bapak besar sekali. Saya agak takut,” kataku saat itu. “Ha.. ha.. ha.. nggak usah takut, pokoknya kamu pasti seneng,” jawabnya. Pak Gatot juga memberitahuku nggak usah khawatir hamil, karena nantinya ia tidak akan mengeluarkan air maninya di memekku. “Biar kayak di BF-BF itu Vicki,” katanya. Aku yang berbaring telentang menjawab dengan kepalaku, yang dialasi bantal empuk, mengangguk-angguk. Aku menahan nafas saat Pak Gatot mulai memasukkan kontolnya ke arah memekku yang sudah basah sedari tadi. “Oh.. Pak..” jeritku kecil. Rasanya bener-bener nikmat meski mungkin baru ujung kontol Pak Gatot saja yang terbenam di memekku. Kulihat Pak Gatot mulai memompa dan memegangi kontolnya keluar masuk dari memekku sehingga menggesek-gesek klitorisku yang makin basah. Aku sungguh-sungguh terbuai, dan kemudian dengan sekali sentakan kulihat separuh kontol Pak Gatot masuk ke memekku. “Oh.. Pak Gatot..” desahku dengan nafas berat. Kemudian Pak Gatot mengarahkan kedua tangannya ke arah gunung kembarku dan mulai meremas-remas dengan agak kasar, sambil memaju mundurkan kontolnya keluar masuk memekku. “Oh Pak Gatot..” Aku sudah benar-benar lupa diri, yang ada di pikiranku saat itu hanyalah kenikmatan liar ini. Gerakan-gerakan dan respon tubuhku mungkin sudah seperti cewek-cewek dalam film-film porno yang pernah kulihat. Kombinasi dari gesekan-gesekan kontol Pak Gatot di memek dan klitorisku serta remasan-remasan kasar telapak tangannya di buah dadaku yang amat sensitif membuatku menjerit dan mendesah tidak karuan dengan liarnya. Kemudian sambil tetap meremas-remas sepasang payudaraku, Pak Gatot bergerak maju dan menciumi bibirku. Aku membalas dengan penuh nafsu, bibir dan lidah kami saling bermain satu sama lain. Setelah puas menciumiku, Pak Gatot mulai memompa kontolnya dengan lebih cepat. Sambil tangannya bertumpu dengan meremas-remas buah dadaku, Pak Gatot bergerak maju mundur sangat cepat dan kuat. Pandangan penuh nafsu Pak Gatot di wajahku kubalas dengan reaksi serupa. Mungkin karena basahnya memekku, kulihat saat itu Pak Gatot bisa memasukkan seluruh kontolnya pada setiap sentakan. Kami berdua sudah sama-sama mandi keringat, apalagi urat-urat dan otot-otot di sekujur tubuh Pak Gatot jelas terlihat. Hanya suara desahan dan lenguhan liar bagaikan binatang dari kami berdua yang terdengar di kamar. Akhirnya aku tidak tahan lagi, orgasmeku yang kedua datang. Aku menjerit sangat keras, dan Pak Gatot justru tambah mempercepat dan memperkuat gerakan serta remasannya. Tubuh mungilku terguncang hebat, sekali lagi dalam cengkeraman Pak Gatot. Kemudian dipeluknya tubuhku, kubalas pula dengan erat sehingga terasa keringat kami berdua saling bercampur. Pak Gatot tidak pernah berhenti memompa kontolnya saat orgasmeku yang kedua itu berlangsung. Setelah klimaksku selesai beberapa saat kemudian, tubuhku tergolek lemas dalam posisi saling memeluk, sungguh kontras sekali perbedaan warna dari tubuh kami. Memekku dan kontol Pak Gatot yang terbenam seluruhnya terasa sangat basah dan aku kesulitan mengatur nafasku di bawah tindihan tubuh Pak Gatot. “Asyik sekali kamu Vicki,” ujar Pak Gatot sambil tersenyum ke wajahku. Kubalas lemah senyumannya sambil merasakan kenikmatan ini. Kuberanikan berbisik lemah, “Bapak kok belum keluar?” Sambil tertawa-tawa, Pak Gatot menjawab, “Kan sudah Bapak bilang nggak mungkin tak keluarin di memek kamu. Bapak sudah kepikiran tak keluarin pejuh Bapak di bagian tubuh kamu yang lain.” “Di mana Pak?” tanyaku. Pak Gatot hanya membalas dengan senyuman sambil melepaskan pelukannya dan bangkit dari atas tubuhku dan kemudian mengambil posisi duduk berjongkok di perutku. Terpampang jelas di mataku kontol hitam besar Pak Gatot yang tambah mengkilap akibat cairan dari memekku. “Sudah dua tahun ini Bapak selalu membayangkan kontol Bapak yang hitam ini dijepit dengan gunung kembarmu yang putih mulus itu lho,” ujar Pak Gatot. Wajahku yang penuh keringat kembali merah padam. “Kenapa? Kamu nggak suka?” tanya Pak Gatot. Aku juga menjelaskan bahwa sejak melihat salah satu adegan di BF barat, di mana seorang cewek yang berpayudara besar menjepit kontol pasangannya, aku amat ingin mencobanya. Tapi kujelaskan bahwa aku tidak berani dan sungkan mengutarakannya pada mantan pacarku yang dulu. “Ha ha ha.. kalo begitu kita bener-bener cocok Vicki. Ayo sekarang kamu pegangi gunung kembarmu itu!” kata Pak Gatot seperti tidak sabar. Kuturuti dan kupegangi masing-masing payudaraku, sementara Pak Gatot sedikit maju dan meletakkan kontolnya persis di antara sepasang bukit kenyalku. Teringat pada adegan BF, aku langsung menjepit-jepit bukit kembarku itu, terasa sekali kontol Pak Gatot yang keras bergesekkan dengan kulit mulus payudaraku. Jujur saja aku sangat terangsang melihat kontrasnya warna kontol Pak Gatot dan payudaraku, membuatku makin bersemangat dan mulai memijat-mijat buah dadaku dengan kuat. Sepintas kulihat reaksi wajah Pak Gatot yang menunjukkan kenikmatan tiada tara. Aku sangat senang dengan ekspresinya, meski sekali lagi kutekankan bahwa wajah Pak Gatot boleh dibilang sama sekali tidak tampan. Pak Gatot yang sedari tadi diam dan menikmati pijatan payudaraku, kemudian mulai memaju mundurkan kontolnya sambil kedua tangannya berpegangan pada ukiran-ukiran tiang ranjangnya yang luks dan eksklusif itu. Campuran keringat dan cairan memekku membuat Pak Gatot dengan mudah menggerakan kontolnya di sepanjang belahan dadaku. Aku tidak pernah berhenti memijat, meremas, dan menjepit payudaraku sehingga kulihat mata Pak Gatot merem melek. “Oh Vicki sayang..!” jerit Pak Gatot sesekali. Gerakan Pak Gatot makin lama makin cepat, sementara aku juga menguatkan pijatan dan remasan. Karena payudaraku yang amat sensitif merasakan kerasnya kontol Pak Gatot, kurasakan ledakan-ledakan kecil di memekku. Aku juga sering mendesah-desah tidak karuan. Kuperhatikan dorongan kontol besar Pak Gatot membuat ujungnya makin lama makin dekat ke daguku, kurasakan pula buah zakarnya bertabrakan dengan pangkal payudaraku dalam setiap dorongan yang dilakukannya. Dengan beralaskan bantal, kumajukan mulutku dan mulai memberikan jilatan-jilatan cepat liar setiap kali kepala kontol Pak Gatot mendekat. Sekilas kulihat mata Pak Gatot terbelalak dengan keagresifanku ini. “Kamu makin liar aja Vicki, Bapak bener-bener nggak tahan!” desahnya. Dengan terampil kuberikan kenikmatan pada Pak Gatot, jilatan-jilatan lidahku pada ujung kontolnya serta remasan-remasan payudaraku menggesek kontolnya. Aku betul-betul ingin membalas semua kenikmatan yang sebelumnya diberikan Pak Gatot terhadapku, tidak peduli lagi status dan perbedaan usia kami. Gerakan dan ekspresi kami sudah seperti sepasang kekasih yang tidak mampu lagi menahan nafsunya atau mungkin layaknya dua bintang film porno. “Oh Vicki sayang!” Pak Gatot akhirnya menjerit keras dan menghentikan gerakannya. Kontol Pak Gatot masih terjepit di antara buah dadaku dan ujungnya persis dekat di depan bibirku yang sedikit menganga. Bersamaan dengan itu, air mani atau pejuh dari kontol Pak Gatot muncrat! Tembakan-tembakan deras pejuh Pak Gatot membasahi dan lengket di sebagian besar wajah dan bibirku. Aku tidak pernah berhenti meremas-remas payudara sambil menelan dan menjilati air mani Pak Gatot yang mengarah ke bibirku dan keluar dengan derasnya. Aku sampai kewalahan dengan banyaknya air mani yang keluar dari kepala kontol Pak Gatot. Kemudian Pak Gatot bergerak maju mundur lagi, sehingga air maninya muncrat dan mendarat tidak beraturan di dagu, leher, dada dan tentunya sepasang payudara dan putingku. Akhirnya Pak Gatot berhenti bergerak meski kontolnya masih di antara kedua payudaraku. Kulepaskan salah satu cengkeraman tanganku dari buah dadaku, lalu kupegangi kontol Pak Gatot yang masih sedikit keras. Kemudian kugesekkan ujung kontolnya dengan buah dadaku yang ditahan oleh tanganku yang lain. Tak luput juga sesekali kugesek ujung kontol Pak Gatot dengan puting merah mudaku. Aku juga tidak menyadari dari mana kupelajari gerakan seperti itu, mungkin dari BF-BF itu dan mungkin benar juga kata Pak Gatot bahwa aku maniak. Kuratakan ceceran pejuh Pak Gatot dengan ujung kontolnya bergantian di masing-masing gunung kembarku. Setelah puas, akhirnya kulepaskan genggaman tanganku dari kontolnya dan payudaraku, kemudian kuusap-usap sekujur wajah, bibir, leher dan dadaku yang sebelumnya tersemprot dengan pejuh Pak Gatot, serta kujilat-jilat dan kutelan air maninya seperti binatang kehausan. Dengan wajah, bibir, leher, dada dan sepasang bukit kenyal serta kedua puting merah mudaku masih sedikit belepotan dan lengket dengan air maninya, kuberanikan diri tersenyum menggoda ke arah Pak Gatot yang masih belum beranjak dari posisi duduk berjongkok di atas perutku. “Oh Vicki! Kamu bener-bener seksi banget! Hebat!” teriak Pak Gatot gembira sambil memandangiku. Setelah itu Pak Gatot berbaring lemas di sebelahku, tubuh kami yang sudah basah dan mandi keringat saling berpelukan. Pak Gatot tampaknya juga tidak jijik dengan air maninya sendiri, terbukti kami saling berciuman dan berpagutan dengan sisa-sisa tenaga yang kami punyai. Kulihat saat itu pukul 1/2 6 sore dan kami berbicara dan bercanda dengan santai sekitar 1 jam-an sambil berbaring. Kami saling bercerita, aku membicarakan kesulitan-kesulitanku dalam menghadapi pelajaran-pelajaran di sekolah, sementara Pak Gatot banyak mengutarakan kesepiannya karena sejak dulu tiga anak-anaknya kuliah di luar kota dan istrinya bekerja dari sore sampai malam. Meskipun berkecukupan dan hubungan mereka berdua masih harmonis, Pak Gatot masih sering merasa kesepian. Sebelum istrinya menopause ia masih aktif berseks ria meski istrinya agak kewalahan mengimbangi. Ia mengaku merasa muda lagi setelah berhubungan denganku ini. Pak Gatot juga menjelaskan bahwa mulai sekarang aku tidak perlu khawatir dengan nilai-nilai ulanganku. Tapi Pak Gatot berjanji tetap akan membantuku belajar, jadi aku bukan dianggapnya sebagai ‘pemuas nafsu’ belaka. Lalu kami berdua sama-sama berpakaian dan merapikan diri. Pak Gatot mengajakku makan di rumahnya dan setelah itu ia mulai mengajariku. Ia juga menambahkan bahwa biaya untuk les privatku ini digratiskan aja, aku tidak perlu membayar. Aku bener-bener berterima kasih padanya. Mungkin karena Pak Gatot sudah menyukaiku, kesadisannya seperti biasa di kelas tidak terlihat, malahan dengan cepat aku dapat menangkap bahan-bahan pelajaran kimia yang diberikannya. Setelah selesai aku diantarnya pulang ke rumah dengan mobil sedannya. Dalam perjalanan Pak Gatot memberitahukan agar kami bersikap biasa-biasa saja di sekolah. Di kelas ia tetap akan memperlakukan sebagaimana murid-murid lainnya. Pak Gatot juga menanyakan apakah aku bisa datang ke rumahnya besok di waktu yang sama jam 4 sore. Aku menyetujuinya dan terus terang berdebar-debar juga memikirkannya. Aku sampai di rumah sekitar jam 8 malam dan langsung mandi untuk menyegarkan diri. Demikianlah awal petualanganku menjadi ’simpanan’ wali kelasku sendiri dan sangat menyukai seks. Semoga dalam kesempatan selanjutnya bisa aku tuturkan kisah seksku yang lain bersama Pak Gatot.
sekian cerita seks kali ini tunggu update selanjutnya :D

cerita dewasa : Aku disetubuhi laki laki lain




Cerita Dewasa Terbaru | Cerita Ngentot | Cerita Mesum | Cerita ABG | Cerita Porn | Cerita Seks Dewasa - See more at: http://mamahaussex.blogspot.co.id/#sthash.E8e1PY46.dpuf




cerita dewasa : Aku disetubuhi laki laki lain



Cerita Dewasa Terbaru | Cerita Ngentot | Cerita Mesum | Cerita ABG | Cerita Porn | Cerita Seks Dewasa - See more at: http://mamahaussex.blogspot.co.id/#sthash.E8e1PY46.dpuf
 – Peristiwa ini kualami pada th. 2016 ini. Saat itu saya berusia 22 th.. Namaku Rahma, serta pacarku, sebut saja namanya Iwan, yaitu seseorang karyawan di satu perusahaan yang termasuk juga terpenting di Jakarta. Seperti beberapa orang yang berkarir, Iwan juga tidak sering dirumah lantaran sehari-hari pergi pagi pulang malam serta kadang-kadang ada pekerjaan dinas hingga 3 hari. Sebagai pacar yang baik, saya senantiasa setia menunggunya. Namun namanya juga wanita, walaupun begitu juga perlu perhatian serta dimanjakan oleh Pacar. Berhubung Pacarku repot, keperluan itu tidak sering kudapatkan, bahkan juga dapat disebutkan langka, meskipun dalam soal masalah ranjang tidak ada permasalahan. Iwan termasuk perkasa di ranjang serta memanglah dialah lelaki pertama yang nikmati badanku. Kami lakukan jalinan suami istri sekurang-kurangnya 2-3 kali satu minggu serta umumnya Iwan tahan hingga 1 jam tiap-tiap ronde. Bila tengah terburu-buru paling cepat 30 menit ia bertahan, sesaat saya termasuk juga wanita yang gampang sekali orgasme. Yakin atau tak, dahulu saat pertama kalinya terkait seks, Iwan hingga heran kok saya orgasme berkali-kali kali serta satu waktu dia manghitung orgasme ku saat kami berdua bersetubuh sampai satu jam serta akhirnya memanglah bikin kami terperanjat, lantaran dalam satu jam saya dapat hingga 30-40 kali orgasme. Hal semacam itu tidak pernah kusadari terlebih dulu serta sesungguhnya saya tidaklah maniak seks, namun cuma mudah orgasme saja serta tidak kian lebih itu. Tetapi yang kubutuhkan lebih daripada kesibukan ranjang. Walaupun sebatas tatapan mesra, saya menginginkan sekali merasakannya. Atau pujian pada masakan serta penampilanku. Bersamaan dengan berjalannya saat, hal semacam itu semakin tidak sering kudapatkan. Walau terkadang saya terasa tersiksa dengan kondisi itu, namun tetaplah kujalani dengan juga hati ikhlas. Semuanya pekerjaan kuliah telah usai jam 10 pagi serta kemudian umumnya saya pergi ke universitas untuk cuma ngerumpi. Terkadang jalan bareng dengan rekan- rekanku ke mall untuk beli keperluan sehari- hari maupun untuk beli untuk pakaian serta keperluan pribadiku yang lain. Lantaran biasanya ditinggal Pacar serta umumnya ngerumpi dengan beberapa rekanku di mall atau di cafe jadi banyak tahu mengenai pengalaman mereka yang juga bernasib sama sepertiku, yakni kesepian. Bahkan juga ada yang lebih kronis dari saya. Dari situlah mereka kadang-kadang berteman dengan pria-pria baik yang masihlah muda serta single ataupun yang telah keduanya sama berkeluarga serta mapan. Saya tidak demikian tertarik awal mulanya dengan narasi mereka, namun lantaran senantiasa tergoda dengan sensasi selingkuh yang mereka katakan, saya jadi seperti penasaran. Iseng-iseng saya minta nomor HP seseorang pria yang juga telah mapan yang kata rekan- rekanku berprofesi sebagai kontraktor. Menurut rekanku, sebut saja namanya Shaza, yang memberiku nomer HP Tito, si kontraktor itu, Tito orangnya gagah, tinggi besar serta agak lebih tampan dari Pacarku. Bagiku permasalahan ketampanan tidak sangat kuhiraukan. Yang buat saya penasaran yaitu “burungnya” yang kata Shaza senantiasa buat dia nyaris mati lemas. Tanpa ada kusadari, saya mengawali petualanganku dengan Tito. Dari hari ke hari hingga nyaris sebulan lamanya saya serta Tito sama-sama mengirim SMS serta menelepon waktu Iwan tengah ngantor atau dinas ke luar kota. Satu hari Iwan membawa berita bila dia bakal pergi keluar kota sepanjang 3 hari. Saya agak sedikit suka lantaran saya bakal ketemuan dengan Tito untuk pertama kalinya. Memanglah sepanjang kami sama-sama kontak lewat HP telah seperti orang pacaran lantaran demikian mesra. Bahkan juga terkadang nyerempet ke permasalahan ranjang. Dari jalinan lewat HP itu saya menyimpulkan bila Tito seseorang yang humoris. Seperti malam-malam umumnya apabila Pacar menginginkan pergi ke luar kota akupun telah menggunakan lingerie seksi di kamar untuk melayani Pacarku. Cuma saja, waktu Iwan menyetubuhiku saya jadi memikirkan tengah disetubuhi oleh Tito. Jam sepuluh pagi saat pekerjaan rumahku telah beres saya pergi ke depan kompleks perumahan dengan becak. Disana telah terparkir mobil Tito yang berwarna hitam seperti yang ia katakan dalam SMS-nya waktu janjian untuk ketemuan denganku. Dengan hati berdebar-debar saya segera buka pintu belakang mobil. Di jok belakang kulihat Tito tersenyum menyambutku, sesaat sopirnya duduk di belakang kemudi. Saya agak canggung saat pertama kalinya berjumpa serta nampaknya Tito juga demikian. Dari pandangan pertama saya nilai Tito lumayan ganteng. Ia juga pintar mencairkan situasi yang canggung jadi seperti telah kenal lama. Di mobil saya pernah gelagapan waktu Tito bertanya mengapa saya tidak ingin dijemput di depan rumahku, lantaran dia ingin tahu dimana rumahku. Kubilang saja bila saya tidak ingin tetangga berprasangka buruk saya dijemput lelaki tidak di kenal yang datang ke tempat tinggal saat Pacarku pergi. Mobil yang kami tumpangi berhenti di satu restoran. Memanglah maksud kami ketemuan untuk pertama kalinya itu yaitu makan siang berdua. Sembari makan kami bercakap macam- jenis. Tito kerap melemparkan joke-joke fresh dengan style jenaka, meskipun terkadang bicaranya nyerempet-nyerempet permasalahan ranjang, hingga bikin perutku sakit lantaran tertawa selalu. Hal semacam itu membuatku semakin tertarik kepadanya serta tidak kuasa menampik waktu Tito mengajakku check in hotel di sekitaran Jakarta Barat. Janganlah bertanya apa saya gugup atau apa, lantaran sepanjang usai dari makan siang sampai masuk kamar jantung berdetak dengan kencang seperti pertama kalinya saya menginginkan lakukan jalinan intim dengan Pacarku saat pacaran dahulu. Demikian masuk kamar, saya segera ke toilet untuk buang air kecil. Di situ fikiranku kacau, apakah mesti kulanjutkan atau tak. Walau belum ngapa-ngapain, namun saya telah dihantui rasa bersalah pada Iwan. Rupanya rasa bersalah itu kalah oleh rasa kesepianku yang tiba- tiba terobati karenanya ada Tito. Saya bahkan juga mempersiap diri dengan memakai sabun spesial kewanitaan untuk mengharumkan sekalian mengencangkan organ kewanitaan yang ada di wastafel. Saat keluar dari toilet, Tito ubah yang masuk.


cerita dewasa : Aku disetubuhi laki laki lain

Kurebahkan badanku di ranjang dengan fikiran yang selalu berkecamuk. Saya sedikit terhenyak waktu memandangnya keluar dengan cuma memakai handuk untuk menutupi sisi bawah badannya. Baju yang tadi dipakainya ditenteng serta ditempatkan diatas sofa hotel yang di atasnya ada jam besar. Kulihat telah tunjukkan jam 1 siang. Jantungku berdetak semakin kencang waktu Tito rebah di sebelahku serta segera mengecupi leherku dengan lembut, seolah memancingku untuk relaks serta nikmati. ” Janganlah di cupang yah… Takut kelak Pacarku tau “, kataku. ” Iya, sayang… “, jawabnya halus serta agak berbisik mesra. Tidak cuma mudah orgasme, saya juga mudah terangsang. Saat Tito mencumbuiku, saya membalasnya dengan memagut bibirnya yang agak tidak tipis serta tampak seksi di mataku. Saya juga lalu rasakan sensasi berciuman yang beda dengan Iwan. Tito demikian pintar memainkan bibirnya serta lidahnya dalam rongga mulutku yang tidak henti-hentinya mendesah akibat terbakar bara birahi. Dengan cekatan tangan Tito buka satu-persatu kancing blouse yang kupakai sampai lepas semuanya sembari selalu melumat bibirku. Kubantu dia melepas kait bra-ku sampai saya telanjang dada. ” Susumu bagus banget, lebih gede dari pacarku “, dengusnya. ” Janganlah gitu, dia kan pacarmu.. “, kataku sembari menggelinjang dalam kesenangan. Tito tak menjawab. Mulutnya berpindah ke payudaraku serta mengisap- hisapnya dengan penuh gairah. Terang saja hal semacam itu semakin membuatku terbuai dalam satu sensasi rangsangan yang meletup- letup. Sensasi selingkuh yang sangatlah kunanti- kelak serta semakin merasuk jauh dalam diriku, sampai saya tidak sadar telah telanjang bulat. Tahu-tahu Tito telah ada di selangkanganku serta lidahnya merasa mencabik- cabik lembut Tempik-ku. Kurun waktu singkat saya orgasme dibuatnya, namun Tito selalu saja menjilati Tempik-ku, sampai saya orgasme lagi. Terlebih saat jari-jari Tito mengocoki liang kemaluanku, saya jadi lebih cepat orgasme lagi. ” Kok anda mudah banget dapetnya (orgasme)? “, bertanya Tito. ” Saya memang mudah dapet… Tidak tau kok saya mudah banget dapetnya “, kujawab dengan nafas terengah-engah. Tidak lama kemudian Tito buka handuk penutup sisi bawah badannya, lantas telentang di ranjang. Tersebut untuk pertama kalinya saya lihat kontol yang bukanlah kontol Pacarku. Kontol Tito memanglah agak lebih panjang serta besar dari Pacarku. Sama seperti yang dikisahkan Shaza padaku. Bahkan juga Shaza katakan bila dia hingga kelenger merasakannya. Lihat batang yang demikian keras, besar serta panjang membuatku semakin mabuk kepayang. Kulumat kontol Tito dalam mulutku. Dengan kehalusan liukan lidahku di selama batangnya bikin Tito menggeliat tidak tahan. ” Udah-udah… saya dapat keluar kelak “, tuturnya dibarengi erangan lirih. Sebenarnya saya masihlah menginginkan lebih lama lakukan oral kepadanya, seperti yang kulakukan pada Iwan, dimana mulutku hingga pegal sesaat ia tenang- tenang saja, namun dengan Tito jadi ia menginginkan saya menyudahi. Saya juga beringsut duduk diatas selangkangannya serta segera mengarahkan kontolnya untuk kumasukkan kedalam Tempik-ku yang sangatlah basah. Rasa-rasanya memanglah berasa lebih sesak serta dalam sekali masuknya, tidak seperti umumnya dengan kontol Pacarku. Saya memanglah suka pada posisi diatas lantaran bisa mengatur kesenangan diriku sepuas- puasnya sampai saya kelelahan. Saat kontolnya telah masuk semuanya saya meluruskan pahaku supaya Tempikku bisa mencengkram dengan lebih rapat. Iwan begitu suka pada waktu saya lakukan itu. Sesudah merasa rapat, saya mulai bergoyang. Memanglah apa yang disebutkan Shaza tidaklah bualannya saja, lantaran kontol Tito kurasakan lebih nikmat serta mengasyikkan. Bahkan juga saya cuma bergerak sebentar saja telah orgasme. Kugerakkan lagi sebagian genjotan sampai tidak lama kemudian saya orgasme lagi. Janganlah bertanya reaksi Tito lantaran dia seperti orang kesurupan. Ke-2 tangannya memegangi serta meremas-remas pantatku, ikuti tiap-tiap goyanganku. Saya selalu bergoyang hingga berdesir lagi rasakan orgasme serta goyang lagi hingga bisa lagi. Perut serta paha Tito hingga basah sampai sprei ranjang hotel juga turut basah. Sensasi nikmat yang mengagumkan itu membuatku selalu goyang-goyang sampai orgasme tak tahu yang ke berapakah kali, hingga tangan Tito menepuki pantatku. ” Yang, telah yang… Ubah posisi yuk? “, ajaknya sembari sedikit menyeringai, tak tahu lantaran keenakan atau menahan ejakulasi. Saya yang memanglah telah kelelahan beranjak dari atas badan Tito yang basah kuyup, lantas berbaring telentang di ranjang. Tito berlutut serta menyusupkan pahanya di selangkanganku. Waktu saya mengangkang Tito menghunjamkan lagi kontolnya ke Tempik-ku serta mulai lakukan gerakan memompa yang bikin payudaraku berguncang- guncang. Seperti yang dikerjakan Pacarku, Tito segera menyergap ke-2 payudaraku dengan mulutnya sembari selalu bergoyang. Tidak lama kemudian Tito memohonku untuk merapatkan ke-2 payudaraku sampai ke-2 putingku sama-sama melekat. Waktu tersebut Tito kembali melahap ke-2 putingku sekalian sembari selalu memompa batangnya. Nikmat ganda yang kurasakan membuatku cepat orgasme serta berulang- lagi. ” Beb… Saya ingin keluar nih… keluarin dimana? “, tanyanya dengan nafas memburu. ” di dalam saja … Tidak ayah kok “, kataku dengan nafas tidak kalah ngos-ngosan Tito makin menggempur Tempik-ku dengan cepat yang pastinya membuatku orgasme lagi serta lagi. Tidak lama kemudian merasa Tempik-ku dihujam begitu dalam dengan kontolnya yang diikuti dengan denyutan serta semburan cairan hangat yang keras dari kontolnya di ujung Tempik-ku. ” Anda nikmat banget, say. Bahkan juga lebih nikmat dari pacarku sendiri. Anda ganas … ” kata Tito. ” Hus… Pacar sendiri janganlah dijelek-jelekin “, kataku sembari tersenyum. ” Setelah… anda memang enak banget. Mana ganas juga… ” tuturnya. Ronde pertama selesai telah. Kulihat jam dinding memberikan saat 1. 30, bermakna saya serta Tito telah 1/2 jam bergumul. Sesungguhnya Tito tidak setangguh Pacarku, namun lantaran kontolnya yang besar itu nyatanya dapat membuatku terasa lebih nikmat walaupun cuma dengan durasi 1/2 jam. Tito yang berumur sama denganku itu nampaknya ketagihan dengan layananku. 1/2 jam lalu ia mengajak bergumul lagi sampai- hingga ranjang basah kuyup oleh cairanku. Sesudah Tito ejakulasi lagi, kami bercengkerama sebentar sembari tiduran telanjang. Demikian deru nafas kami reda, kami juga check out. Pas jam 4 sore Tito mengantarku hingga di depan kompleks peumahan tempat saya tinggal. Dengan becak saya menuju rumahku. Di rumah, saya senantiasa terngiang, apakah saya masihlah layak untuk pacarku. Pertanyaan itu mengiang selalu dalam hatiku namun sepanjang 3 hari itu. Anehnya saya tidak dapat menampik ajakan Tito untuk mengulangi lagi di hotel yang sama serta saat kembali pada tempat tinggal dihinggap rasa bersalah lagi. Apakah saya telah terserang virus ketagihan selingkuh? Tidak bisa kusangkal bila rayuan serta keroyalan Tito senantiasa meluluhkan hatiku agar bisa berdua dengannya di hotel. Terkadang dia membelikan pakaian seksi saat dia mengajakku belanja di hotel. Pacarku tidak berprasangka buruk lantaran fikirnya itu dari upahnya yang memanglah kian lebih cukup karenanya. Hubunganku dengan Tito pernah putus serta tidak berselang lama saya mengambil keputusan untuk mangakhirinya, lantaran saat saat lost kontak dengan Tito saya temukan pria lain yang sedikit lebih gagah darinya. Walau demikian, cinta ini masihlah ada untuk Iwan, Pacarku, serta tidak pernah tergantikan oleh siapa saja. Cuma saja enaknya pergumulan di ranjang serta sensasi selingkuh tersebut yang membuatku tergoda untuk mengulanginya lagi serta lagi. Enaknya perselingkuhan serta rasa bersalah seakan seperti iblis serta malaikat yang selalu bertarung dalam batinku. Serta tak tahu mengapa, selanjutnya malaikatlah sebagai pemenang, lantaran beban rasa bersalah yang kutanggung merasa semakin berat serta menyesakkan dada. Saya berkemauan untuk berhenti dari petualanganku mencari sensasi kesenangan berselingkuh. Satu malam, saat saya serta Iwan tengah nikmati persetubuhan kami, kuberanikan diri untuk bercerita perselingkuhanku dengan Tito sedetil yang kumampu. Berat rasa-rasanya memikul beban itu dalam hatiku serta lebih berat lagi saya saat menceritakannya pada Iwan. Saya dapat tahu perasaannya saat ia tampak geram yang saat itu tengah dibawah serta tengah kugoyang kontolnya dengan Tempikku. Tidak heran bila saat usai bercinta dia tidak memelukku seperti umumnya serta mendiamkan saya sampai 3 hari. Saya bersimpuh di depan kakinya untuk mohon maaf. Iwan dengan berat hati memaafkanku.

Cerita Ngentot: Menikmati Tubuh Sekretarisku


Cerita Dewasa Terbaru | Cerita Ngentot | Cerita Mesum | Cerita ABG | Cerita Porn | Cerita Seks Dewasa - See more at: http://mamahaussex.blogspot.co.id/2016/03/cerita-sex-2016-ml-dengan-kontol-gede.html#sthash.2icCdmL2.dpuf
Cerita Ngentot: Menikmati Tubuh Sekretarisku

Pada kesempatan ini kami ingin mencoba memberikan kepada anda sebuah cerita dewasa terbaru, mungkin saja ada diantara anda yang suka membaca mengenai cerita yang berbau porno. Untuk itu kami ingin memberikan sedikit cerita ini, langsung saja kalau begitu anda lihat Cerita Dewasa Sekertarisku adalah Pemuasku yang akan kami berikan dibawah ini.
Ini bermula dari waktu aku lulus dari perguaruan tinggi dan aku mulai mencari pekerjaan, orang tuakupun menginjinkan aku merantau mencari pekerjaan, mungkin menurut orang tuaku aku sudah dewasa, sudah tahu baik dan buruknya kehidupan. singakt cerita nasib mujurpun aku dapati dari tempat aku bekerja yang sekian lama. Cerita nya aku diangkat dengan atasanku sebagai kepala cabang di sebuah wilayah. Pada awal bulan selalu menyajikan pagi yang indah. masa laporan bertumpuk-tumpuk telah lewat, mana kantong juga masih tebal. dunia telah melayaniku dengan sangat memuaskan dan merubahku dari seorang lelaki kampung yang lugu menjadi laki –laki kampong yang liar.
Posisi kantorku ada di lantai belasan. dengan ruang di pojokan dan pemandangan penuh ke arah jalanan. pagi hari mataku dibasuh oleh lalu lalang paha yang mulus dan dada penuh wanita wanita karir yang terpampang di lensa mataku. dasar wanita, selalu ingin dikagumi. dan aku tak malu untuk mengakui bila selalu aku mengagumi mereka. dan tentu menikmati pula. dengan teropongku. dan dengan yang lain pula.

perusahaan tempat aku hidup bukanlah yang terbesar diantara ribuan perusahaan yang sama yang ada di jakarta. namun jelas bukan yang terkecil, karena perusahaan ini telah setuju membayarku dengan gaji yang lumayan tinggi. meski untuk itu aku harus menyerahkan segalanya. seluruh waktuku, meninggalkan hobbyku, sahabatku, dan semuanya.

karena itu aku selalu merasa untuk harus memiliki sesuatu kegiatan yang bisa meredakan tekanan ini. dan karena jelas waktuku telah dibeli lunas perusahaan tempat aku bekerja, Untuk menghilangkan kejenuhan pekerjaan yang terlalu banyak, aku mulai mencari hiburan melalui browsing situs seks yang mungkin bisa memuaskan aku. lalu tidak lagi. menghadirkan situs “Cerita dewasa” cukup yang cukup menghibur. lalu tidak terlalu lagi. maka mau tidak mau aku menyajikan laga seru tepat di meja kerjaku. dan siapa lagi bintang utamanya kalau bukan aku. dan tentu saja salah seorang anak buah, Sekretarisku “Nofi”, dia seorang dari kota yang sama denganku.baca juga cerita seks dewasa pembantu hot

Awalnya asal usul yang sama membuat kami merasa lebih dekat dibanding dengan teman yang lain. aku membuat peluang untuk menjadi lebih dekat. lalu beban pekerjaan yang sama. membuat kami semakin dekat, tetapi jelas buatku untuk berpacaran bukanlah suatu pilihan. aku tak ingin terikat untuk sementara waktu.

dulu aku merasa rambutnya yang panjang dan selalu harum itu begitu menarik. aku katakan itu padanya dan kami menjadi semakin dekat. lalu aku juga merasa matanya adalah mata terindah yang pernah aku temui. aku juga katakan itu dan kami juga semakin dekat. terakhir aku mulai merasa kalau dadanya yang sedang sedang saja itulah yang paling indah di dunia, juga pantat yang menonjol di bawah pinggang yang ramping itu. apalagi kalau ke bawah lagi, pahanya putih mulus sampai kaki terbalut sepatu hak tinggi itu adalah daya tarik yang tak dapat kutahan lagi. tetapi ini tidak aku katakan.

Terkadang aku tersenyum sendiri menghirup kopi. lalu meraih sebuah laporan di mejaku. Beberapa saat mataku terpaku, membayangkan tubuh indah Nofi tanpa busana dan meliuk liuk dan hayalanku semakin jauh.
Aku memutuskan menghubungi nofi dengan alasan soal laporan, suara merdu kembali bergumam akrab, berisi penjelasan dan sedikit gurau. dia memang tidak pernah canggung menghadapiku. pengakuannya aku telah dianggapnya sebagai saudara tuanya sendiri. dan pengakuanku aku menganggapnya sebagai korban yang potensial. tentu saja cukup pengakuan dalam hati.

‘udah kamu kesini aja terangin langsung. aku gak nyambung.’
ceklek. telfon kututup. peluang kubuka.
tidak lama menungu si sintal itu datang. blazer tanpa dalaman membuat aku terkesiap. juga milikku. da di du dia menerangkan ini itu sambil duduk didepanku. mataku bekerja keras, ke wajahnya biar dia tankap keseriusanku, sebentar ke belahan dadanya.

aku menghela nafas, menunjukkan ketidaknyamanan atas keterangannya dan posisi duduk kami.
‘udah, coba kamu ke samping sini, terangkan lagi, gak enak ngeliat huruf terbalik.’
dia beranjak, lalu pidah ke sampingku. bagiku gerakannya seperti potongan film bioskop dalam gerak lambat memutari meja besar milikku dan berdiri disampingku. lalu merunduk. tubuh kami begitu dekat. Lalu nofi kembali menyerocos menerangkan laporan tanpa masalah itu. sambil memainkan kata oh ini, oh itu, tangan kananku hinggap di pinggulnya. entah dia sadar ata tidak, yang jelas yanti diam saja.

gerakan tanganku yang mulai nakal, dan meraba wilayah pinggul indah itu.
yanti tiba tiba diam.
‘pak …’, protesnya. sambil mendelik.
‘sst…’, kataku sambil tersenyum dan sambil melanjutkan aktivitas tanganku, namun kali ini agak ke bawah.
‘pak, saya tidak suka …’
hmmmp, kuraih pundaknya yang rendah karena merunduk, kutarik dan xxx dengan lidahku yang mendidih. dia menolak. wajar. namanya juga pembukaan.
saat rongga mulutku dipenuhi oleh daun telinganya dia berbisik.
‘jangan pak ..’

aku tak peduli. pegangan tangan kiriku di rambutnya kupererat mencegah leher jenjangnya menjauh dari bibirku yang lapar. tangan kananku membasuh punggungnya, pantatnya juga pahanya. lalu kubisikkan.‘aku sayang kamu nof’, tentu saja itu gombal,’sangat sayang’.
entah bagaimana detailnya, tapi aku rasa perubahan itu berlangsung hanya beberapa menit. dan kini kami telah saling berpagutan. bibir kami mengeluarkan jurus jurus andalan dan pamungkas seolah saling berusaha untuk mengalahkan. dan tanganku … aku tak ingat telah kemana saja. yang pasti pantat itu kini kuremas tanpa terhalang lagi oleh rok span yng digunakan nofi, matanya terpejam penuh penghayatan. nafasnya memburu deras. tangan kirinya bertumpu di meja dan tangan kanannya menjambak rambutku. tubuhnya masih meliuk liuk penuh sensasi.

kami bergumul semakin liar. lonjakan lonjakan kami semakin tak terkontrol. gelombang itu tak dapat tertahan lagi. terasa panas seolah ada diubun ubun. lalu kurengkuh tubuhnya dengan sangat erat. kami saling melekat dengan sangat erat.
kami berpelukan lama. melepas ketgangan ini. dan berangsur angsur mengembalikan kesadaran kami. ruangan yang tadinya terlihat kabur sedikit demi sedikit menjadi jelas.
meja, kursi, deretan sebagai saksi bisu.

Mulai saat itu Nofi sekretarisku adalah pemuas nafsuku, entah sampai kapan hubunga ini akan berakhir
Cerita Dewasa Terbaru | Cerita Ngentot | Cerita Mesum | Cerita ABG | Cerita Porn | Cerita Seks Dewasa - See more at: http://mamahaussex.blogspot.co.id/2016/03/cerita-sex-2016-ml-dengan-kontol-gede.html#sthash.2icCdmL2.dpuf